Page 3 - Edisi Maret 2017
P. 3

IFTITAH      3




                              Belajar Dari Alam



















                                                 HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

          SEBAGAI seorang muslim, kita wajib mengakui fenomena   yang telah kita lakukan.Tetapi, sebagai makhluk yang
          alam dan jagad raya sebagai bukti kekuasaan dan kehendak   diberi akal pikiran, kita seyogyanya dapat melakukan
          Allah Swt. Kita juga wajib mengakui segala fenomena ini   analisa terhadap bencana tersebut sehingga dapat
          telah diatur dalam tatananNya. Ini sesuai dengan firman   meminimalisir dampaknya.
          Allah Swt dalam surat Shaad ayat 27 yang artinya, “Dan
          Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada   Sebelum gempa dan tsunami di Aceh 26 Desember
          antara keduanya tanpa hikmah (sia-sia)”.              2004 silam, masyarakat dunia masih beranggapan jika
                                                                Jepang adalah negara satu-satunya yang sering dilanda
          Merujuk ayat di atas, kita dapat melihat begitu banyak   bencana tersebut. Tetapi, setelah kejadian di Aceh, para
          firman Allah Swt dalam Alquran yang mendorong         pakar geologi dunia menyimpulkan jika Indonesia juga
          manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.      termasuk wilayah ring of fire, yaitu daerah rentan dilanda
          Menjelajahi dunia, mengamati, memikir, dan mempelajari   gempa bumi. Untuk itu, perlu diterapkan pembelajaran
          tanda-tanda kekuasanNya. Perintah perjalanan ini      dan pemahaman yang baik terkait kesiapsiagaan dalam
          melahirkan beragam inovasi teknologi dalam bidang     menghadapi bencana seperti yang dilakukan di Jepang.
          transportasi. Perkembangannya bukan sekadar meliputi
          antar benua saja, tetapi mampu menjangkau planet di   Maka dari itu, para ahli struktur bangunan−termasuk
          tata surya.                                           dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)−terus berupaya
                                                                melakukan penelitian dan memberikan edukasi kepada
          Demikian juga dengan pengamatan yang dapat            masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana
          mengeksploitasi potensi alam demi pengembangan        gempa bumi. Salah satunya pengenalan material
          peradaban manusia, seperti angin, air, panas bumi, atau   bangunan beton ringan yang disebut bataform yang
          sinar matahari. Potensi alam ini dapat dikonversikan   dikembangkan oleh Dr. Ir. Abdullah, Ms.Sc, dosen Teknik
          menjadi tenaga listrik sehingga bermanfaat bagi       Sipil Unsyiah. Bahkan, satu rumah telah dibangun dengan
          kehidupan manusia. Tentu proses ilmu yang dituangkan   menggunakan material tersebut. Rumah ini disebut
          di sini tidak fokus ilmu listrik semata, tetapi juga bidang   Rumah Ramah Gempa yang telah diserahkan Rektor
          ilmu lainnya. Sebab ilmu merupakan anugerah yang      Unsyiah kepada seorang warga di Kabupaten Pidie Jaya.
          diberikan Allah Swt.                                  Penyerahan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian
                                                                Unsyiah terhadap korban gempa bumi yang terjadi di
          Namun, di sisi berbeda, Allah Swt juga memberikan     Kabupaten Pidie Jaya pada tanggal 7 Desember 2016 silam.
          peringatan, teguran, dan ujian berupa bencana alam    Kita berharap, semoga lebih banyak lagi inovasi yang
          bagi manusia. Bencana ini diharapkan menjadi bahan    dilakukan yang bersumber dari alam termasuk membaca
          intropeksi diri terhadap perusakan dan perbuatan ingkar   tanda-tanda fenomena yang menyertainya. (Redaksi)




 EDISI 209 . MARET 2017                                                                       EDISI 209 . MARET 2017
   1   2   3   4   5   6   7   8