Page 32 - Edisi April 2017
P. 32
32 KREATIF KREATIF 33
Bertanya bebanmu Asa dan cita-cita adalah mimpi
Adakah lelah yang menimpa? katamu berani meraih cita-cita
Banyakkah keluhan yang kau terima? kenapa tidak berani mengumpulkan mimpi?
Adakah yang menyakitimu duhai raga? Jika berani menulisnya, maka berani pula menelan
pahit manisnya
Seribu pertanyaan, namun kau sanggup membalasnya
dengan senyuman
Karena senyum adalah kekuatan BERTAHAN
NISA ULMUDDRIKA
Bukan hanya untuk jasad
MAHASISWA JURUSAN FARMASI, Bukan pula untuk setan dan nafsu yang buruk niat Sabar, keluhku
FMIPA, Tapi, inilah rasa cinta dan cita-cita tubuh yang harus Dalam degup jantung merintih terkatung-katung
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
diperjuangkan Kata-katamu menusuk hati ini yang rapi
Merasa diri sangat dibenci
Matamu melotot
BURONAN MIMPI Mulutmu berucap
Menyebarkan untaian pilu
ANTARA DUA
Semenjak merangkak Tak tertahan
Aku bersusah payah agar jalanku lancar Dadaku bujuk, lalu ku bungkam
Cinta dan cita-cita Seketika bisa berlari Mataku berbinar-binar
Bersemayam penuh malu dalam sanubari Akupun tak berhenti lagi Seperti seorang penyiar agama yang menangis karena
Gemerlap dunia tak memudarkan pesonanya dunia
Kegigihannya melemahkan keluhan dan siasat Kala siang menyapa Samaku juga, berusaha bertahan pada kehidupan
manusia,
Senyumku sumringah, memikirkan setumpuk nyata
permainan yang akan ku mainkan Laksana kemarahan bayi yang tak jadi
Usaha yang kini kau pupuk Malamku menghampiri Karena sesuatu yang tak diberi
Adalah kecerdasan yang akan menumpuk Akupun tak berhenti bergurau, seolah masaku tak
Harapan hidup kau rangkul tahta demi tahta lelah ingin mengikuti Kucoba telan titahmu
Cinta dan cita-cita inilah yang katamu untuk masa Ku tanamkan dalam-dalam berontakku
depan kita,
Akulah buronan mimpi Karena ku tahu
Mimpi hidupku tiada mati Saat itu aku sedang menahan nafsu.
Beragam komunitas kau temani Mimpi langkahku yang enggan menepi
Berbagai pertemuan kau jadikan referensi Karena matiku yang tak ingkar janji Bertahanlah aku
Buku, prestasi, dan bahasa adalah yang diam-diam Makaku terus melalui Pada kemarahannya
kau perjuangkan,
Sudilah kiranya ku tepati Pada sikapnya yang memang beda
Aku…
Wah, ternyata ada banyak duri yang terpegang Jika pejuang mimpi telah berjuta Tersipu malu pada rombongan ekspedisi
Ada hati yang tak kau terima, sakit pula yang kau Maka pasti banyak pengharapan yang penuh iba Karena ketidaksengajaanku yang menuntut teliti
derita Aku hadir sebagai pelengkapnya Ingin menangis
Namun, ada lagi kekuatan yang selalu menghasilkan Menjadi pelaku yang tak kenal kecewa Tapi, malu ini lebih besar daripada tetesan airmataku
karya nyata
Membungkus mimpi lalu ku gencar sehabis-habisnya saat itu
EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017