Page 9 - Edisi Oktober 2017
P. 9
8 MAHASISWA MAHASISWA 9
“ yang tepat dan tingkat kejahatan di Fukui, bertemu dengan mahasiswa
yang rendah. Jepang adalah negara
Indonesia yang melakukan research
dengan tingkat kriminalitas terendah
di Jepang, berdiskusi, melakukan
Banyak hal yang
arubaito (kerja paruh waktu), hingga
di dunia. Di sini saya melihat banyak
membuat saya kagum
selama di Jepang. Salah koban (pos polisi) yang bertebaran menaiki gunung tertinggi di Jepang,
di sudut-sudut kota. Mereka rutin
Gunung Fuji.
satunya saat saya melihat melakukan patroli. Pernah suatu Walau demikian, Jepang tidak
hari saya kehilangan handphone
murid sekolah dasar yang dan esok harinya melapor ke pos seluruhnya sempurna. Ada beberapa
berjalan kaki ke sekolah polisi terdekat. Setelah beberapa hal yang menurut saya sangat
setiap hari tanpa ditemani lama di cek ternyata handphone aneh. Di tengah tingkat kriminalitas
orang tua. saya ada di pos polisi lain. Ada rendah, kasus pencurian sepeda
dan payung sering terjadi. Saya
seseorang yang membawanya ke
tempat tersebut. Pengalaman sama juga kurang paham kenapa hal ini
juga pernah dialami oleh teman saya bisa terjadi. Selain itu, biaya hidup
yang kehilangan barang dan dapat di Jepang tinggi sekali. Bahkan,
ditemukan kembali. Sungguh ini teman saya yang orang Jepang
merupakan hal yang mengagumkan. juga mengeluhkan hal tersebut.
Bayangkan harga sebotol air mineral
Setahun di Jepang adalah pengalaman bisa tiga kali dari harga di Indonesia.
yang sangat berharga bagi saya
Otsukaresama Desu, Jepang! MUHAMMAD MUFTI pribadi. Ada banyak hal baru yang barang lainnya. Terlepas dari itu
Ini juga berlaku dengan barang-
saya temukan dan rasakan. Mulai dari
semua, Jepang telah melakukan
bertemu dengan teman dari berbagai hal fantastis dalam banyak hal. Ada
MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
UNSYIAH, PESERTA PROGRAM belahan dunia, memperkenalkan tari banyak pelajaran yang dapat saya
tsukaresama desu kata diacungi jempol. Budaya yang saling Banyak hal yang membuat saya PERTUKARAN PELAJAR KE JEPANG Aceh di Jepang, dipercaya menjadi ambil dari negara ini. Otsukaresama
yang selalu terdengar di menghargai antar sesama. kagum selama di Jepang. Salah Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) desu, Jepang! (un)
OJepang. Kata ini diucapkan satunya saat saya melihat murid
saat menyelesaikan aktifitas Sejak September 2016, saya telah sekolah dasar yang berjalan kaki ke
bersama-sama, seperti berakhirnya menginjakkan kaki di Jepang sekolah setiap hari tanpa ditemani gakko (sekolah). Hal menarik lainnya
proses belajar mengajar di kelas. mengikuti University of Fukui orang tua. Saya melihat mereka adalah para orang tua murid tidak
Biasanya sensei akan mengucapkan Students Exchange Program (UFSEP) bergerombolan berangkat ke sekolah mendaftarkan anaknya ke sekolah,
kata tersebut dan murid akan sebuah program pertukaran pelajar dengan membawa randoseru (tas tetapi pendaftaran dilakukan di
membalasnya dengan arigatou antar Unsyiah dengan Universitas sekolah). Terkadang mereka juga balai kota setempat. Kemudian
gozaimashita yang artinya terima Fukui, Jepang. Program ini sudah membawa beberapa tas lain untuk murid-murid tersebut ditempatkan
kasih. Otsukaresama desu artinya berjalan lumayan lama. Setiap keperluan sekolahnya. di sekolah yang jaraknya dekat dari
kerja bagus atau dapat diartikan tahunnya, Unsyiah selalu mengirim rumah sehingga dapat dijangkau
terima kasih atas kerja kerasnya. mahasiswa untuk program ini. Di Di Jepang, murid sekolah dasar dengan berjalan kaki.
Kata ini merupakan bentuk apresiasi tahun 2016, saya dan teman saya, dan sekolah menengah pertama
atas aktifitas yang dilakukan. Ini Putra Bahagia, dari Fakultas Pertanian wajib berjalan kaki. Siswa sekolah Hal-hal mengagumkan ini tentu
merupakan salah satu budaya Unsyiah terpilih mengikuti program menengah atas juga hanya saja tidak terjadi begitu saja. Hal
Jepang yang menurut saya patut UFSEP. diperbolehkan membawa sepeda ke tersebut didukung dengan sistem
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017