Page 23 - Warta USK Desember 2022
P. 23
PENGABDIAN PENGABDIAN
Ciptakan Alat
Penyiraman Otomatis
Berteknologi IoT
sistem penyiram tanaman cabai
otomatis berteknologi IoT (Internet
of Things). Kegiatan ini dilakakukan
pada kebun cabai masyarakat seluas
2.300 m2 di Desa Cot Beut, Kecamatan
Kuta Baro, Aceh Besar. Tim yang
beranggota empat orang tersebut
diketuai Irfan Wahyuda dan dibimbing
oleh dosen Fakultas Teknik USK, Aulia
Rahman MSc. Sedangkan anggotanya
adalah M Al Lail Qadrillah, Mu’adz
Zamanhuri, Rahmat Maulana, dan Ariq
Al Ghifary. mengendalikan dari mana saja.
Internet of things (IoT) merupakan Kemudian di tanaman cabai juga
sebuah konsep di mana suatu benda disensor kelembapan tanah.
atau objek ditanamkan teknologi “Jika kondisi tanah kering,
seperti sensor dan software dengan maka katup dapat terbuka secara
tujuan untuk berkomunikasi, otomatis, meskipun pengelola lupa
mengendalikan, menghubungkan, dan mengaktifkan tombol buka katup pada
abai merah merupakan salah satu bertukar data melalui perangkat lain handphone-nya,” ungkapnya.
tanaman yang banyak dibudidayakan selama masih terhubung ke internet. Untuk penyiraman otomatis IoT
petani Indonesia. Sebab cabai Kami membuat “Kami membuat alat teknologi di kebun cabai seluas 2.300 m2,
menjadi salah satu kebutuhan sehari- dengan pemodelan sistem monitoring penyiraman menggunakan metode
Chari yang memiliki harga jual tinggi. alat teknologi dan pengontrolan penyiraman cabai irigasi tetes dengan membiarkan
Agar tanaman ini tumbuh dan menghasilkan dengan menggunakan perangkat mobile,” jelas air menetes ke tanaman. Air
kualitas terbaik, maka perlu menjaga pemodelan sistem Irfan. didistribusikan dengan selang plastik kebun cabai selama enam jam setiap proyek ini merupakan bagian
kelembapan tanah. Kelembapan tanah yang Sistem penyiram otomatis ini yang telah dilubangi di sekitar cabai. harinya. Namun dengan alat ini, ia dari kegiatan kompetisi Nasional
dibutuhan cabai berkisar 60-80 persen. monitoring dan berupa katup/keran pada pipa Aliran air yang disalurkan ke kebun hanya membutuhkan waktu dua jam PLN Innovation & Competition in
Umumnya para petani menghabiskan harinya pengontrolan yang dapat dibuka tutup. Katup ini dengan bantuan pompa listrik dari saja. Electricity (ICE) kategori Electrifying
untuk menyiram dan merawat cabai. Proses mengontrol pompa yang mengisi tandon air ukuran 1.500 liter itu, “Dengan teknologi yang kami Agriculture. Kegiatan ini sudah
ini kerap dilakukan secara manual. Dibutuhkan penyiraman cabai tendon air kemudian air tersebut diletakkan di pinggir kebun. kembangkan ini, Pak Saiful dapat berjalan selama dua bulan dan sudah
alat yang mampu menyirami secara otomatis menggunakan menyirami lahan tanaman cabai. Pengelola kebun cabai di Gampong memanfaatkan waktunya dengan diujicoba langsung di kebun cabai.
sehingga kelembapan tanah terus terjaga. Proses ini hanya dipantau melalui Cot Beut, Saiful, mengaku sangat kegiatan produktif lain seperti “Ke depannya teknologi ini dapat
Hal inilah yang menggerakkan mahasiswa perangkat mobile aplikasi yang terpasang di smartphone senang dan bersyukur dengan alat beternak,” ujar Irfan. kita terapkan di kebun lain. Sebab
Program Studi Teknik Elektro Universitas Syiah dan dapat dilakukan di mana saja. Ini yang dikembangkan mahasiswa USK Dosen pembimbing, Aulia petani di sekitar kebun pak Saiful
Kuala (USK), mengembangkan dan menerapkan memudahkan penggunanya untuk ini. Selama ini, ia harus menyiram Rahman MSc, menjelaskan sangat antusias ingin mencoba.” []
22 Warta USK Desember 2022 Warta USK Desember 2022 23