Page 19 - Warta USK Juli 2023
P. 19
KIPRAH KIPRAH
Bangun Harmonisasi menghasilkan suatu ketetapan terutama
desa yang targetkan untuk dilakukan
Pemberdayaan Hewan di program pemberdayaan. Termasuk di
antaranya program vaksinasi minimal bagi
2.000 ekor hewan ternak dan penyuluhan
Lanskap Leuser kepada peternak di kawasan yang kerap
terjadi interaksi negatif hewan.
Dekan FKH USK, drh. Teuku Reza
Ferasyi, MSc., PhD, menyampaikan bahwa
kerja sama kegiatan tahun ini fokus pada
awasan ekosistem untuk membangun persepsi dan program perancangan dan koordinasi.
Leuser merupakan tanah harmonisasi pemberdayaan hewan Selanjutnya pada tahun berikut akan
atau rumah terakhir ternak di lansekap Leuser. dilakukan kegiatan langsung di lapangan.
bagi empat satwa liar Kegiatan FGD ini merupakan kerja Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Kdilindungi untuk hidup sama antara USK bersama Wildlife dan Kewirausahaan USK, Prof. Dr. Mustanir,
saling berdampingan. Keempat Conservation Society Indonesia M.Sc., dalam sambutannya mewakili
satwa liar tersebut adalah harimau Program (WCS-IP). Ketua Pelaksana Rektor USK mengatakan, pimpinan USK
sumatra, orang utan, badak, dan kegiatan, Prof. Dr. drh. Darmawi, menyambut baik kegiatan ini. Mengingat
gajah. Lembaga internasional M.Si mengatakan, hutan merupakan selama ini ekosistem Leuser mendukung
untuk konservasi alam yaitu sumber harapan sehingga perlu kehidupan lebih empat juta orang terutama
International Union for Conservation dijaga dan konservasi. Interaksi air bersih dari 43 daerah aliran sungainya.
of Nature (IUCN) menyebutkan antara manusia, hewan, dan hutan Namun di sisi lain, fungsi ekosistem
keempat spesies tersebut masuk harus terjalin harmonis. Leuser ini terancam karena beberapa
dalam katagori hewan terancam Hal inilah yang mendorong sebab, seperti perluasan argoindustri,
punah. Selain itu, ekosistem dengan FKH USK dan WCS-IP untuk pembangunan infrastruktur, dan lainnya.
bentangan seluas 2,6 juta hektar yang membangun kesamaan persepsi Kondisi ini mendorong satwa liar untuk
mencakup Aceh dan Sumatra Utara mencari makanan di kawasan permukiman
ini juga menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kondisi ini juga berpotensi
bagi lebih empat juta penduduk yang dan harmonisasi terhadap terjadinya lompatan pathogen dan
berada di kawasan tersebut. pemberdayaan ternak di daerah- transmisi penularan penyakit antara
keberadaan dan kelestarian daerah yang sering terjadi interaksi Jadi program ini masyarakat, satwa liar, dan hewan ternak
kawasan ekosistem Leuser negatif, seperti Subulussalam, yang dapat berujung munculnya wabah,
sangatlah penting bukan hanya Singkil, Aceh Tenggara, dan Aceh sangatlah penting epidemi, dan pandemi. Perlu diketahui
bagi satwa, tapi bagi masyarakat Selatan. Kegiatan ini melibatkan 54 karena menjaga sekitar 75 persen dari penyakit infeksius
yang menggantungkan hidupnya peserta yang berasal dari lembaga barrier ekosistem baru berasal dari hewan terutama satwa
pada kelestarian hutan Leuser. pemerintah provinsi dan daerah dari liar sebelum akhirnya menular ke manusia.
Harmonisasi antara manusia empat kabupaten/kota tersebut. Leuser dan “Oleh sebab itu perlu ada upaya
dengan satwa yang berada di Leuser “Jadi program ini sangatlah masyarakat yang bersama untuk membantu masyarakat
sangatlah penting. Hal inilah yang penting karena menjaga barrier tinggal terutama di yang bermukim di pinggiran hutan agar
kemudian mendorong Universitas ekosistem Leuser dan masyarakat tidak terdampak kemungkinan risiko
Syiah Kuala melalui Fakultas yang tinggal terutama di kaki Gunung kaki Gunung Leuser kesehatan tersebut. Dan kegiatan
Kedokteran Hewan menggelar Leuser,” ucapnya. ini adalah ikhtiar kita bersama untuk
Focus Group Discussion (FGD) Prof. Darmadi berharap FGD ini mencegah risiko tersebut,” ucapnya. []
18 Warta USK Juli 2023 Warta USK Juli 2023 19