Page 3 - Edisi Januari 2017
P. 3

IFTITAH      3









                          Memaknai Musibah














          HUSNI FRIADY, S.T., M.M.


          TEPAT pada tanggal 7 Desember 2016, Aceh kembali           Swt akan mengangkat derajatnya.
          dilanda gempa bumi yang membawa duka
          mendalam bagi masyarakat Aceh dan rakyat                       Kedua,  musibah sebagai peringatan. Hal ini
          Indonesia. Gempa yang berpusat di Kabupaten                    ditimpakan kepada orang-orang baik, tetapi
          Pidie Jaya turut dirasakan hingga ke Kabupaten                 masih lalai dalam menjalankan kewajibannya.
          Pidie dan Bireuen. Gempa bukan hanya                           Jika orang yang menghadapi musibah ini tetap
          merusak beragam fasilitas dan rumah warga,                     sabar, maka musibah tersebut bisa menjadi
          tetapi juga berdampak secara psikologis. Sebab               penghapus dan pengampun dosanya.
          tidak dapat dipungkiri, peristiwa dua belas tahun
          silam gempa dan tsunami masih teringat jelas dalam     Ketiga, musibah sebagai azab yang ditimpakan bagi
          pikiran masyarakat Aceh. Terlebih bencana gempa Pidie Jaya   golongan durhaka seperti kaum kafir, musyrik, murtad, fasik,
          hanya berselang beberapa minggu dari peringatan gempa   munafik, zalim, dan mereka yang suka bermaksiat. Musibah
          tsunami Aceh, 26 Desember 2016.                       tersebut merupakan ganjaran yang diberikan langsung di
                                                                dunia, di samping azab akhirat yang kelak akan diterima
          Bencana sering sekali dikonotasikan sebagai sesuatu yang   nanti.
          buruk. Tetapi, bagi seorang muslim seyogyanya bencana
          dapat dimaknai dan diyakini sebagai wujud intropeksi diri   Sebagai lembaga pendidikan, Universitas Syiah Kuala
          agar dapat mengambil hikmah dan pelajarannya. Dalam   (Unsyiah) memaknai bencana gempa bumi sebagai sumber
          pikiran kita mungkin sempat terlintas, mengapa bencana   untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
          tidak ditimpakan saja kepada mereka yang sering berbuat   Banyak pakar dari Unsyiah turun langsung ke lokasi bencana
          kerusakan dan kekufuran di muka bumi. Mengapa bencana   untuk meneliti penyebab terjadinya gempa sekaligus
          ditimpakan kepada manusia yang taat beribadah dan     melihat titik potensi gempa selanjutnya. Unsyiah bukan
          memiliki banyak amalan baik. Sebagai umat muslim, kita   hanya terlibat dalam pencarian informasi, tetapi turut aktif
          harus memahami jika ada tiga kategori musibah yang    dalam masa tanggap darurat. Ini dibuktikan Unsyiah dengan
          diturunkan Allah Swt kepada hambanya.                 mengirimkan berbagai pakar, antara lain pakar struktur
                                                                bangunan, pakar kesehatan, pakar psikologi, dan beberapa
          Pertama, musibah sebagai ujian yang diberikan kepada   pakar lainnya. Unsyiah berusaha untuk selalu hadir di
          orang-orang beriman dan beramal saleh. Musibah ini untuk   tengah masyarakat bukan hanya di bidang pendidikan,
          menguji iman dan keyakinan mereka. Apakah ia benar-   tetapi juga dalam mengemban misi kemanusiaan.
          benar taat dan bertakwa kepada Allah Swt. Jika musibah ini   Tujuannya hanya satu, memberikan yang terbaik bagi
          dihadapi manusia dengan rasa syukur dan sabar, maka Allah   masyarakat Aceh. (Redaksi)






 EDISI 207 . JANUARI 2017                                                                    EDISI 207 . JANUARI 2017
   1   2   3   4   5   6   7   8