Page 17 - Edisi Agustus 2017
P. 17
16 FOKUS FOKUS 17
itu, yaitu sebuah pembuktian bahwa ilmu Sri Mulyani pun berharap agar para Nasihat-nasihat pendidikan seperti
pengetahuan bisa membuat seseorang mahasiswa Unsyiah memiliki kemauan inilah yang terkadang lebih kuat jika
yang berbasis “ Maka sebelum menyampaikan materi, sehingga kelak dapat lebih sukses dari telah terbukti. Apalagi sosok tersebut
disampaikan langsung oleh sosok yang
menjadi lebih terhormat.
yang kuat untuk meraih cita-cita
dirinya. Sebab saat kuliah dulu, Sri
adalah tokoh publik yang memiliki
reputasi yang baik di tengah masyarakat.
Mulyani mengaku kehidupannya cukup
para narasumber seringkali bercerita
Maka ruang diskusi
sulit. Ia harus pandai mengelola uang
terlebih dahulu tentang perjuangan
Para mahasiswa yang mulai jenuh
jumlahnya hanya Rp. 15 ribu setiap
tercerahkan. Oleh sebab itu, jika ada
Terkadang mereka juga menyisipkan
pengetahuan seperti mereka saat menempuh pendidikan. yang dikirimkan orang tuanya yang dengan beban kuliahnya dapat kembali
ini harus sering cerita-cerita nostalgia dalam bulannya. Namun tekadnya yang kuat tokoh publik yang datang ke Aceh,
pemaparannya. Hasilnya materi dengan
Unsyiah berupaya mengundangnya untuk
untuk menjadi sarjana menjadikan Sri
digalakkan agar tema yang rumit sekalipun dapat lebih Mulyani berhasil melalui masa sulit menyampaikan kuliah umum. Bahkan
mahasiswa terbiasa muda dipahami sekaligus menginspirasi tersebut. Ia bahkan tidak menyangka saat berkunjung ke Jakarta, Rektor
mendapatkan hadirin. Seperti yang disampaikan oleh akhirnya dapat menjadi seorang menteri Unsyiah kerap meminta langsung tokoh
Menteri Keuangan Republik Indonesia,
publik Indonesia untuk membagikan
dengan tugas mengelola keuangan
sumber pengetahuan Sri Mulyani Indrawati, saat memberikan negara. ilmunya kepada mahasiswa Unsyiah.
bukan dari ruang kuliah umum di Unsyiah. Ketika itu, Sri Seperti kehadiran Prof. Mahfud MD
kuliah saja. Mulyani mengangkat tema Peran Fiskal “Kalau dulu saat kuliah saya mengelola tempo hari yang merupakan hasil ajakan
dalam Membangun Perekonomian keuangan Rp. 15 ribu per bulan, kini Rektor.
Inklusif. Tema berat tersebut ternyata setelah menjadi menteri saya harus
dapat diuraikan Sri Mulyani menjadi berpikir keras mengelola triliyunan “Saya minta langsung, ‘Prof. Mahfud
paparan yang ringan dan mudah rupiah,” ujarnya yang langsung disambut kapan ada waktu untuk hadir di
dimengerti. gelak tawa hadirin. Unsyiah?’” ungkap Rektor.
Merawat Tradisi Maka kuliah umum di Unsyiah adalah
panggung intelektual yang memiliki
banyak nilai positif dari berbagai
Intelektual sisi. Jika dibandingkan kampus lain,
Unsyiah tergolong kampus yang sering
mengadakan kuliah umum. Panggung
intelektual ini pun dapat dinikmati para
mahasiswa serta masyarakat umum secara
gratis. Sebab sebagai institusi pendidikan,
udah banyak tokoh intelektual Maka orang-orang yang berdiri di Oleh sebab itu, sebelum tokoh intelektual Unsyiah sangat menghargai ilmu
yang hadir mengisi kuliah mimbar intelektual Unsyiah adalah tersebut tampil di mimbar, Rektor pengetahuan. Maka ruang diskusi yang
umum di Unsyiah. Setiap orang-orang terpilih. Mereka punya Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng, berbasis pengetahuan seperti ini harus
Smereka berbicara berdasarkan riwayat pendidikan serta reputasi yang terlebih dahulu membacakan biodatanya sering digalakkan agar mahasiswa terbiasa
kepakarannya. Spesialisasi dalam disiplin patut dibanggakan. Kehadiran mereka di hadapan hadirin. Pembacaan rekam mendapatkan sumber pengetahuan bukan
ilmu ini sangat penting agar ilmu yang diharapkan dapat menjadi inspirasi jejak narasumber ini bukan sekadar untuk dari ruang kuliah saja. Tradisi seperti ini
mereka sampaikan memiliki nilai. Setiap bagi para mahasiswa Unsyiah dalam menyakinkan hadirin jika orang yang pula yang pada akhirnya menginspirasi
argumentasinya memiliki nilai kredibilitas menempuh pendidikan. akan berbicara nanti memang layak. mahasiswa untuk berbicara dan berbuat
yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun ada pesan yang lebih penting dari layaknya seorang yang berpendidikan. (ib)
EDISI 214 . AGUSTUS 2017 EDISI 214 . AGUSTUS 2017