Page 18 - Edisi September 2017
P. 18
PROFILPROFIL
18 PROFIL 19
Dr. Rajab Bahry, M.Pd Tahun 1975, barulah kesempatan datang
kepada Rajab. Saat itu, Pemerintah Pusat
Dosen Unsyiah dan Penari Saman sejak tahun 1972 meminta 30 orang penari untuk tampil
pada peringatan Kemerdekaan Republik
Saman di Mata Rajab Bahry Ada cerita menarik kala itu saat pihak
Indonesia ke-30 tahun di Istora Senayan.
panitia sengaja merahasiakan jumlah
penari yang akan dibawa ke Jakarta.
Maka Rajab dan teman-temannya terus
berlatih tanpa kepastian.
ajab Bahry tidak ingat kapan pertama kali
ia belajar Saman. Sebab sejak kecil ia sudah Setiap akan berlatih mereka terlebih
Rterbiasa bermain Saman. Di balai-balai desa ia dahulu pergi ke studio foto milik orang
berlatih. “Seperti orang Aceh makan pliek u, siapa yang Gayo yaitu Ceding Ayu. Sebab di sanalah
ingat pertama kali memakannya?” ujar Rajab.
diumumkan nama-nama yang terpilih. mewakili Unsyiah dalam kegiatan dalam garis keturunannya. Istri Rajab
“Kalau ada nama kalian di dinding, nah Muhibbah Seni. merupakan orang Minang dan kini
Saman adalah kebanggaan dari masyarakat Gayo. pergilah latihan,” kenang Rajab. bersama tiga orang anaknya menetap di
Maka, di mata Rajab Saman tak sekadar tarian. “Dulu, Ternyata, itulah terakhir kalinya Rajab Jakarta. Rajab pun harus berbesar hati
kalau orang Gayo tidak bisa bermain Saman. Rasanya Hingga minggu terakhir latihan, barulah menarikan Saman. Kondisi fisiknya yang bahwa tak ada keturunannya yang mahir
ada yang kurang,” ungkapnya.
rahasia itu diumumkan. Rajab sampai lemah menjadikan Rajab tak segesit dulu menari Saman.
bengong, ia hampir tak percaya namanya lagi. Bahkan, saat Pemerintah Gayo Lues
Darah penari Saman memang telah mengalir dalam diri tertulis di dinding tersebut. Itulah pertama memintanya secara khusus untuk tampil “Sering saya menangis kalau lihat anak-
Rajab. Ayahnya adalah penari Saman begitu pula tiga kalinya Rajab tampil di tingkat nasional memecahkan rekor 10.001 penari Saman anak muda menari Saman. Oh, andaikan
saudara lelakinya. Hampir seluruh hidupnya melekat pada dan disaksikan oleh Presiden Soeharto. beberapa waktu lalu, Rajab dengan halus itu anak-anak saya,” ucapnya dengan
Saman. Saman pula yang membawa dirinya di hadapan menolaknya. mata berkaca-kaca.
presiden Soeharto, hingga menapakkan kaki di Amerika.
“Perasaan saya waktu itu gugupnya
bukan main, foto saya macam orang “Ini mau pecahkan rekor, lalu tiba-tiba Maka, Rajab terus berjuang agar Saman
Rajab bercerita, meski Saman telah menjadi keseharian penakut, takut salah,” ungkapnya. saya tumbang. Bisa negatif rekornya, tak hilang. Ia senang jika saat ini Saman
masyarakat Gayo, tetapi orang luar baru mengenal kan, repot,” ujarnya. telah dikenal luas dan siapapun dapat
tarian ini pada tahun 1972 saat pelaksanaan PKA ke Sejak hari itu Rajab menjadi pemain inti menari Saman. Menurutnya, Saman
II. Saman ketika itu menjadi tarian favorit. Menteri Penari Saman Aceh Tenggara. Ia berulang Meski tak lagi menarikan Saman, bisa seperti ini karena disenangi banyak
Penerangan kala itu, Budiardjo, sampai terpesona kali tampil di pentas nasional, seperti kecintaan Rajab pada Saman tak pernah orang. Hanya saja, Rajab berharap Saman
melihat harmoninya gerakkan penari Saman.
Festival Tarian Rakyat tahun 1977 dan hilang. Ia selalu bersedia memberikan tak hilang di tanah asalnya sendiri yaitu
Festival Tarian Internasional tahun 1978. informasi kepada siapapun yang Gayo Lues. Begitu pula nilai-nilai yang
“Di Aceh itu orang menarinya sampai seribu!” Rajab ingin bertanya tentang tari yang telah terkandung pada Saman itu sendiri. Sebab
menirukan ucapan Boediardjo. Sejak itulah Saman “Jadi waktu masih nganggur, saya sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Rajab khawatir, sikap pragmatis yang
dikenal sebagai tari tangan seribu. “Bukan seribu tiga kali ikut mewakili Aceh pada acara Warisan Budaya Tak Benda ini. Rajab juga ada dalam kehidupan sehari-hari menjadi
tangan, ya!” tegas Rajab.
Saman tingkat nasional,” ucapnya sambil telah menulis konsep orisinalitas Saman. ancaman rusaknya nilai-nilai Saman.
tertawa. Tulisan tersebut telah dibagikan oleh
Lalu saat peresmian Taman Mini di Jakarta tahun 1974, Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues “Sekarang kalau mau tampil saya dibayar
penari Saman dari Aceh Tenggara juga diundang. Ibu Sejak itu pula Saman tak terpisahkan ke masyarakat agar Saman terus lestari. berapa? Maka, orang menilai Saman itu
Tien Soeharto kagum melihat eksotisnya tarian ini. dari hidup Rajab. Bahkan saat kuliah di tidak lagi seperti dulu. Makanya waktu
Saman pun semakin dikenal publik.
Banda Aceh, Rajab selalu tampil di Taman Atas semua dedikasi Rajab pada Saman, festival Saman di PKA dulu, jurinya itu
Budaya. Tahun 2012, Rajab kembali ternyata ia diam-diam menyimpan saya. Harusnya saya kembalikan ke
“Waktu itu saya belum ikut, abang saya yang ikut,” dipercaya tampil di Hawai University kerinduan lain yaitu masa depan Saman dasar,” pungkasnya. (ib)
kata Rajab.
EDISI 215 . SEPTEMBER 2017 EDISI 215 . SEPTEMBER 2017