Page 32 - Edisi Oktober 2017
P. 32
32 KREATIF KREATIF 33
kedatangan tamu. Nayla, teman kantor, sekitar guci antik, di balik lukisan-lukisan
Kupu-Kupu yang akhir-akhir ini jarang ke kantor karena absurd yang tergantung. Tetapi, kupu-kupu Langkah kakiku dengan sigap menuju
tidak berada di sana.
ruang kamar kami. Di sana, aku
sIbuk mengurusi suaminya juga terbahak
ketika aku bercerita perihal seekor kupu-
kupu yang datang bertamu ke rumah. “Kupu-kupu itu sudah pergi,” gumamku meninggalkan berkas-berkas penting
yang harus kugunakan untuk rapat nanti.
dalam hati sembari mengambil napas lega. Langkah kakiku terhenti ketika pintu kamar
“Ha-ha-ha… Itu cerita lucu yang pernah setengah terbuka dan telingaku mendengar
kudengar. Apa hubungannnya sekor kupu- Ketika aku masuk ke kamar, alangkah suara-suara.
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu dan manusia?” terkejutnya aku ketika mendapati seekor
kupu-kupu menempel di salah satu kupu-kupu cantik itu sudah menempel di Aku memajukan sedikit kepala di depan
Isudut rumahmu, itu berarti kau akan “Tapi, kupu-kupu itu memang masih di tepi tempat tidur kami. pintu kamar yang agak terbuka dan tampak
kedatangan tamu. rumah kami, sampai sekarang dia masih dua manusia di dalam sana. Aku tidak
menempel di kursi ruang tamu kami.” “Ya, Tuhan. Kau masih membicarakan salah lihat. Aku melihat Bang Derga dan
Perkataan Ibu perihal kedatangan kupu- kupu-kupu itu?” Bang Derga menyejajarkan Nayla berada di tepi tempat tidur kami. Sisi
kupu selalu membekas di dalam ingatanku. “Mungkin kau memang akan kedatangan bahu kami. Aku bisa memandang matanya tempat tidur di mana aku melihat kupu-
Sederhana memang, hanya seekor kupu- tamu. Ehem! Bayi…” ujar Nayla sembari lebih jauh. kupu pernah menempel di sana.
kupu yang datang bertamu ke rumah kami memandangi perutku.
pada suatu malam. Seekor kupu-kupu “Jangan percaya dengan kupu-kupu itu. “Perempuan mandul!” Kata Bang Derga
berwarna putih abu-abu dan memiliki Aku tersentak. Oh, ya, ya, bisa jadi! Bisa jadi Lupakan, sayang. Lupakan,” kata Bang sambil tertawa cekikikan, “Dia sudah
sayap dengan warna keputihan. Seekor kedatangan kupu-kupu itu sebagai jawaban Derga sembari mengecup keningku. Setelah setengah gila. Setiap hari dia membicarakan
kupu-kupu cantik yang terlihat berbeda atas doa-doa kami selama ini. Seekor kupu- itu, ia mengambil seekor kupu-kupu yang kupu-kupu. Sudah gila, kan, dia?”
dibandingkan kupu-kupu lain. Seekor kupu- kupu sebagai penanda kalau kami akan menempel di tepi tempat tidur kami.
kupu cantik yang menempel di salah satu memiliki seorang bayi. Nayla tertawa.
kursi di sudut ruang tamu kami. “Daripada kau terus membicarakan seekor
Nayla tertawa. Aku malah memasang wajah binatang yang tidak ada artinya ini. Lebih “Di kantor juga dia membicarakan itu
Suamiku, Bang Derga, malah tertawa lebar serius, “Tapi, Nay, aku sudah divonis dokter baik binatang ini kusingkirkan saja, ya,” padaku.”
saat aku menceritakan perihal kupu-kupu tak akan memiliki keturunan. Aku wanita ujarnya sambil membawa kupu-kupu
yang pernah diceritakan oleh Ibu. Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu- mandul.” tersebut keluar rumah. Barangkali ia Kedua tangan Nayla melingkar di leher
Sewaktu kecil, Ibu pernah menunjukkan kupu menempel di salah satu sudut membunuh seekor kupu-kupu cantik itu. Bang Derga. Bang Derga mengecup kening
seekor kupu-kupu yang menempel di salah rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan Nayla memandang mataku. Ia memelukku. Nayla dengan perlahan, “Aku mencintaimu,
satu ruang keluarga kami. Beberapa hari tamu. *** sayang…”
kemudian, keluarga kami kedatangan tamu “Mungkin belum saatnya, tapi yakin
jauh. Adalah paman. Ia datang membawa Ketika aku pergi ke kantor di pagi hari, waktunya akan tiba suatu saat nanti,” Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu- Ibu, sampai sekarang, aku masih percaya
banyak makanan lezat dari seberang pulau. kupu-kupu itu masih di sana. Menempel ujarnya menguatkan. kupu menempel di salah satu sudut padamu, jika seekor kupu-kupu akan
di kursi paling sudut. Dan ketika pulang di rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan membawa seorang tamu.
Bang Derga masih tertawa mendengar malam yang larut, seekor kupu-kupu cantik *** tamu.
ceritaku, “Itu cuma kebetulan, Sayang.” itu masih menempel di sana dengan setia.
RAMAJANI SINAGA Setetes air hangat terbit dari dua bola
Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu- Astaga! Pagi itu, aku sudah berada mataku.
“Ya, bisa jadi,” aku mengangguk-angguk. ALUMNI PENDIDIKAN BAHASA *** kupu menempel di salah satu sudut di Jalan Jenderal Sudirman dan harus
Meski tidak ada kebetulan untuk yang DAN SASTRA INDONESIA UNSYIAH rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan kembali ke rumah ketika salah satu berkas Dan Ibuku pernah berkata, jika seekor
kedua kali. ANGKATAN 2011 Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu- tamu. kantorku tertinggal. Buru-buru aku pulang. kupu-kupu menempel di salah satu sudut
kupu menempel di salah satu sudut Membuka pintu dan masuk ke rumah. rumahmu. Itu berarti kau akan kedatangan
Setiap hari, aku menyaksikan seekor kupu- rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan Sepulang dari kantor, aku mencari kupu- tamu. Sampai sekarang dan seterusnya, aku
kupu cantik yang masih menempel di ruang beranjak. Ia masih berdiam diri di sana. tamu. kupu cantik itu. Mencari di ruang tamu Suasana rumah sedikit hening. Seekor sungguh masih mempercayai ucapan Ibu.
tamu kami. Di salah satu kursi yang paling tempat biasa ia menempelkan tubuhnya. kupu-kupu cantik tidak lagi menempel dan (cds)
sudut. Aku menyentuh sayapnya dengan *** Hampir sebulan, kupu-kupu cantik itu masih Aku mencari-cari di bawah kursi, di bawah mengganggu pikiranku. Syukurlah, Bang
gerakan lembut. Tetapi, ia tak kunjung bertahan di sana. Tapi, kami tidak kunjung meja, di bawah bunga-bunga hias, di Derga sudah menyingkirkannya.
EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017