Page 3 - Edisi November 2017
P. 3

IFTITAH      3










                                            Memelihara Ideologi,



                                            Memupuk Rasa Kebangsaan




          HUSNI FRIADY, S.T., M.M.



          MUNGKIN masih terlintas dalam ingatan kita, beragamnya   pembakaran atribut negara, seperti bendera, lambang negara,
          ancaman yang muncul di awal kemerdekaan Indonesia    dan foto kepala negara. Perkembangan media sosial yang
          yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.  Di   semakin marak turut memperparah keadaan. Kritikan dan
          masa Orde Lama, kita mengenal beberapa pergerakan    ujaran kebencian seakan-akan begitu leluasa berkembang
          dan pemberontakan, seperti DI/TII yang tersebar hampir di   dengan cepat di tengah masyarakat. Bahkan, di antaranya
          seluruh wilayah nusantara, pemberontakan PKI tahun 1948   merupakan informasi yang tidak benar (hoax).
          yang dikenal dengan PKI Madiun pimpinan Muso, hingga
          pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau lebih   Menyikapi permasalahan ini, pemerintah Republik Indonesia
          dikenal dengan G30-S/PKI.                            yang dipimpin presiden Joko Widodo menggelar Deklarasi
                                                               Kebangsaan Perguruan Tinggi se-Indonesia Melawan
          Pergerakan yang muncul di masa Orde Lama umumnya     Radikalisme. Kegiatan ini berlangsung pada September
          dilatarbelakangi keinginan beberapa oknum/kelompok untuk   2017, di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Kabupaten Badung,
          mengubah ideologi negara menjadi ideologi/paham lain.   Provinsi Bali. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari
          Mereka juga menuntut perubahan sistem negara dari republik   ini diikuti para Rektor dan perwakilan dari perguruan
          menjadi sistem negara lain, seperti negara agama, negara   tinggi se-Indonesia. Deklarasi ini dilakukan sebagai langkah
          sekuler, atau negara komunis.                        bersama untuk menjaga keutuhan bangsa NKRI, sekaligus
                                                               mencari solusi dan merumuskan langkah untuk menghadapi
          Demikian pula di masa Orde Baru, beberapa kelompok   berkembangnya paham radikalisme yang semakin
          separatis bermunculan di daerah-daerah. Pada masa itu,   mengancam bangsa.
          misi dari kelompok separatis bukan lagi sebatas mengganti
          ideologi negara, tetapi lebih dari itu. Mereka menuntut untuk   Sebagai tindak lanjut deklarasi tersebut, Rektor Universitas
          berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan   Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng.,
          membentuk negara baru.                               turut memfasilitasi Deklarasi Kebangsaan dalam Melawan
                                                               Radikalisme yang diikuti para Rektor/Ketua Sekolah
          Pasca reformasi digulirkan, masyarakat mendapatkan   Tinggi seluruh perguruan tinggi di Aceh. Disisi lain, untuk
          kebebasan dalam bersuara dan berpendapat. Namun,     mengenang sejarah kelam bangsa dari pemberontakan G30/
          kebebasan ini turut diiringi dengan menyimpangkan    PKI, Unsyiah menggelar nonton bareng film Pengkhianatan
          etika berbangsa dan bernegara dari norma dan peraturan   G30S/PKI. Kedua kegiatan ini bertujuan untuk mencegah
          perundang-undangan yang telah digariskan. Terkadang   berkembangnya bibit paham radikalisme dan komunisme di
          tindakan yang dilakukan beberapa kelompok masyarakat dalam   lingkungan kampus, serta memupuk rasa cinta tanah air yang
          menyampaikan pendapat dibarengi dengan tindakan anarkis   lebih dalam melalui penerapan nilai-nilai ideologi Pancasila di
          seperti merusak fasilitas. Bahkan, ada sebagian yang melakukan   kehidupan sehari-hari. (Redaksi)




 EDISI 217 . NOVEMBER 2017                                                                   EDISI 216 . OKTOBER 2017
   1   2   3   4   5   6   7   8