Page 21 - Edisi Oktober 2017
P. 21

20  PENGABDIAN                                                                          PENGABDIAN         21






 “


 Mereka yang terdidik
 memiliki kewajiban
 untuk mendidik

 apapun bidangnya.
 Melalui pengabdian
 dan pendidikan kita

 disadarkan untuk
 selalu bersyukur
 atas apa yang kita
 peroleh saat ini.

 pixabay

 Kabupaten Aceh Utara. Banjir yang   anak-anak pengungsi Rohingya di   mandiri di usia yang jauh lebih muda dari
 disertai lumpur ini menyebabkan rusaknya   Lhokseumawe bersama teman-teman   saya dulu. Bahkan, sebagian besar siswa
 berbagai fasilitas. Bahkan, ada beberapa   dari BEM Unsyiah. Anak-anak mengalami   tidak memiliki orang tua (yatim piatu).
 rumah yang hanyut dan tidak dapat   trauma mendalam setelah lari dari negara   Walaupun begitu, semangat mereka
 dihuni lagi. Setelah banjir surut seluruh   mereka di Myanmar. Meski komunikasi   dalam menuntut ilmu masih sangat
 bangunan ditutupi lumpur tebal. Saya   yang terjalin sangat terbatas karena   tinggi.
 bersama para relawan bergotong royong   perbedaan bahasa, namun bakti sosial
 membersihkan lumpur tebal yang ada   tetap berlangsung sesuai harapan. Saat   Dari serangkaian pengalaman yang sudah
 di sekolah. Diperlukan tenaga ekstra   itu, bakti sosial fokus pada pengendalian   saya lalui, saya percaya bahwa pendidikan
 untuk membersihkan lumpur agar kondisi   trauma melalui pendekatan psikologis.   merupakan lingkaran proses abadi yang
 sekolah kembali seperti sedia kala.   Kami juga mengajarkan beberapa   tidak ada habisnya. Mereka yang terdidik
 Kegiatan bakti sosial ini diakhiri dengan   kosakata bahasa Indonesia kepada anak-  memiliki kewajiban untuk mendidik
 pembagian buku dan alat tulis kepada   anak Rohingya untuk memudahkan   apapun bidangnya. Melalui pengabdian
 siswa korban banjir.  mereka berkomunikasi dengan   dan pendidikan kita disadarkan untuk
 masyarakat sekitar.   selalu bersyukur atas apa yang kita
 Semangat melaksanakan bakti sosial   peroleh saat ini. Terlalu egois jika kita
 seakan terus tumbuh dalam jiwa saya.   Saat ini, saya masih aktif mengajar di   hanya peduli untuk membahagiakan diri
 Semakin banyak berbakti, semakin   pondok yatim milik Yayasan Pos Keadilan   sendiri tanpa melihat keadaan sekitar.
 banyak pengalaman berharga yang   Peduli Umat (PKPU) Banda Aceh. Seluruh   Mengutip kalimat CEO Facebook, Mark
 bisa saya dapatkan. Saya juga belajar   siswa yang belajar di pondok ini adalah   Zuckerberg,  dalam pidatonya di Harvard
 bagaimana caranya bersyukur setelah   anak-anak yang berasal dari daerah   beberapa waktu yang lalu, “Menemukan
 beberapa kali melihat kondisi penduduk   tertinggal di Provinsi Aceh. Meski berasal   tujuan hidup Anda saja tidaklah cukup.
 yang kurang beruntung di lokasi bakti   dari daerah, saya yakin anak-anak di   Tantangan bagi generasi kita adalah
 sosial. Tahun 2015 lalu, saya juga   pondok ini memiliki potensi yang besar   bagaimana menciptakan dunia dimana
 berpartisipasi sebagai relawan bagi   untuk dikembangkan. Mereka belajar   setiap orang memiliki tujuan hidup”. (un)




 EDISI 216 . OKTOBER 2017                                                                  EDISI 215 . SEPTEMBER 2017
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26