Page 35 - WARTA USK
P. 35
Perspektif Perspektif
PAPUA, TOLERANSI, DAN ataupun hal-hal buruk lainnya. Bagi belajar dan berbagi di warung kopi,
orang Aceh, Papua merupakan
ada proses oral verbal di sana.
SECANGKIR KOPI ACEH saudara dekat di hati karena ikut ngopi, artinya ia sudah masuk
Ketika mahasiswa Papua sudah
kesamaan nasib, jejak historis masa
lalu, meskipun secara geografis
Ada proses berbaur dan menghargai
cukup jauh. Itulah mengapa ketika ke jantung kebudayaan orang Aceh.
di Aceh dan ikut berbaur, mereka budaya di sana. Sebaliknya bagi
disambut hangat. orang Aceh, apa yang dilakukan dan
easiswa Afirmasi Salah satu kebudayaan Aceh keberadaan mahasiswa Papua juga
Pendidikan Tinggi (ADik) paling khas−ngopi misalnya− proses belajar. Toleran terhadap
2021 yang diberikan mahasiswa Papua di luar aktivitas segala khas dan tindak-tanduk
BKementerian Pendidikan, kuliah, ikut menikmati kopi ataupun mereka.
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sanger bersama warga Aceh lainnya. Selama mengenyam pendidikan
(Kemendikbudristek), telah Di lingkungan kampus, mereka di berbagai jurusan di USK,
mengantarkan mahasiwa Papua dan terlibat di berbagai kegiatan dan mahasiswa Papua telah menujukkan
Papua Barat ke banyak universitas di aktif di UKM yang mereka pilih, salah banyak prestasi. Yang paling
Indonesia. Ini merupakan anugerah satunya Mapala. mencolok sebenarnya ada pada
bagi perkembangan dan akses Melihat Papua dari secangkir tekad kuat untuk mengembangkan
pendidikan bagi tumbuh kembang kopi Aceh menghadirkan makna diri. Bagi mahasiwa Papua, mereka
sumber daya manusia provinsi paling yang renyah penuh kehangatan. percaya kunci kegemilangan masa
timur Indonesia itu. Bagi orang Aceh, kopi hitam adalah depan mereka ada pada pendidikan.
Salah satu tujuannya adalah identitas. Bagi orang Papua warna Kepala Biro Kemahasiswaan
ke Universitas Syiah Kuala (USK). kulit juga identitas. Menyinggung USK, Mustafa Sabri menyebutkan,
Bagi mahasiswa Papua, Aceh selalu soal kopi dan warna kulit, bagi Aceh- mahasiswa asal Papua yang masih
istimewa sebab merasa dekat dalam Papua adalah hal yang sensitif. mengenyam pendidikan dengan
artian psikologi. Basis dua daerah ini Menjunjung tinggi ‘ngopi’ merupakan bantuan beasiswa afirmasi dari
sama-sama memiliki historis konflik proses belajar, di mana orang Aceh Kemendikbud di USK sebanyak 46
di masa lalu. Adanya perasaan orang. Mahasiswa Papua tersebut
kesamaan nasib dan melihat harapan terdiri dari empat angkatan
di masa depan, membantu mereka mulai 2017-2020. Data tersebut
adaptif selama di Serambi Makkah. sebagaimana dimuat pada Mei 2021
Bagi banyak orang, pertanyaan di laman iNews.id.
yang paling sering dan agaknya Di sisi lain, proses asimilasi
pertama muncul saat menyinggung dan membawa anak Papua ke Tanah pun ada yang Islam. Bagi nonmuslim, kebudayaan juga terjalin erat. Hal
keberadaan Papua di Aceh ialah, Rencong, proses toleransi berjalan proses ibadah berjalan sebagaimana paling sederhana misalnya, mahasiwa
bagaimana toleransi terajut? cukup khidmat. Buktinya sederhana, mestinya. Saban minggu misalnya, Papua menjadi duta untuk daerahnya.
Pertanyaan mainstream tersebut belum ada laporan terjadinya dari asrama mahasiswa USK mereka Sering mereka menggunakan tas
wajar adanya. Sebab dua provinsi diskriminasi untuk dua hal yang berangkat ke gereja di Banda Aceh. khas mereka yang disebut ‘noken’
ujung ke ujung ini, terkenal dengan sangat sensitif; agama dan warna Pun di momen hari besar seperti ke kampus. Noken tidak hanya
khas dominasinya. Jika Papua kulit. Natal, bagi yang tidak pulang medium membawa ATK, tetapi juga
identik dengan 1.001 gereja, Mahasiswa Papua di USK kampung, merayakan hari akbar identitas, mengenalkan produk lokal
sebaliknya Aceh 1.001 masjid. beragam dengan latar belakang tak tersebut di gereja yang ada. kebanggaan kepada orang Aceh,
Sejak 2012, selama ADik bergulir sama. Ada yang beragama Kristen Tak ada intimidasi, larangan, terutama di kalangan mahasiswa. []
34 JULI 2021 35 JULI 2021