Page 35 - Warta USK Februari 2023
P. 35
PERSPEKTIF PERSPEKTIF
ChatGPT kemampuan bernalar kritis mahasiswa
sudah terkikis dengan kemudahan mencari
informasi di internet. Sebagian besar dari
mereka tidak bisa terlepas dari smartphone.
Alih-alih memikirkan jawaban dengan modah
dan Tantangan Dunia Pendidikan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki,
para mahasiswa umumnya mengandalkan
jawaban dari Google. Lalu bagaimana ketika
teknologi yang semakin membantu ini semakin
eksis dalam dunia pendidikan? Apa lagi yang
akan ‘dicuri’ dari mereka dengan bantuan
perangkat tersebut? Pandangan ini tentu
menentang penggunaan chatbot berbasis AI ini
dalam dunia pendidikan sebab membuntukan
kemampuan berpikir dan menulis.
Namun di sisi lain, kehadiran chatbot ini
justru menguntungkan dan menggunakannya
Uswatun Nisa, M.A. dalam dunia pendidikan dapat dilumrahkan. dipecahkan sehingga menghasilkan output
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USK Sama halnya Ketika mahasiswa menggunakan baru. Pendidik tidak boleh fokus terhadap
kalkulator atau komputer dalam pembelajaran. Hadirnya jawaban normatif saja, tetapi jawaban
Hal yang selama ini selalu dipraktikkan ketika substansi yang memiliki kejelasan konteks.
eberapa waktu ini, ChatGPT semua mahasiswa menggenggam hp-nya chatbot ini Pendidik sekarang harus mampu
berbasis AI yang diluncurkan sepanjang waktu. Sama juga halnya dengan dikhawatirkan mendesain pertanyaan yang tidak mudah
oleh Open AI terus menjadi ahli biologi yang menggunakan mikroskop dan dijawab kecerdasan buatan. Pendidik harus
perbincangan, termasuk di astronom menggunakan teleskop. memancing menaikkan level kecerdasan pertanyaan
Bkalangan dunia pendidikan. Namun yang harus diubah saat ini adalah mahasiswa yang bukan menghafal data dan fakta, tetapi
Di media sosial, chatbot ini sangat standar nilainya. Tuntutan terhadap hasil mengajak berpikir.
populer karena kemampuan yang berpikir mahasiswa yang harus ditingkatkan. untuk tidak Di samping itu, pembinaan karakter
dimilikinya. ChatGPT dapat memberikan bahasa pengantarnya. ternyata jauh dari kebenaran. Apakah Percuma melarang mahasiswa menggunakan lagi berpikir tetaplah yang utama. Pengajaran dari
jawaban luwes ketika seseorang Kalangan pendidikan pun mulai hal ini akan disadari oleh pengguna teknologi sebab pengajar pun terkadang segi inilah yang menjadi penentu utama
mengirimkan pertanyaan atau perintah bereaksi. Profesor dari Wharton yang tidak kritis? menggunakan teknologi untuk keperluan kritis dan dalam menyukseskan tujuan pendidikan.
untuk membuat sesuatu dalam bentuk Business School di Universitas OpenAI juga pernah menyatakan pengajaran. Namun para pengajar harus menghilangkan Perlu memupuk karakter percaya diri dan
teks. ChatGPT mampu memberikan Pennsylvania Amerika Serikat, Christian pihaknya tidak ingin ChatGPT digunakan memahami tujuan mengizinkan penggunaan kemampuan kreatif sehingga mahasiswa mengurangi
jawaban terstruktur dan baik. Bahkan Terwiesch, pernah melakukan tes dan untuk tujuan yang menyesatkan dalam teknologi itu. Sebagai contoh hanya untuk ketergantungannya pada teknologi.
juga mampu mengerjakan ringkasan, mendapati bot ChatGPT3 ini mampu dunia pendidikan. Perusahaan telah membantu mahasiswa mendapatkan bahan berpikir dan Tumbuhkan keyakinan bahwa mereka
tugas artikel, essai, dan karya ilmiah. lulus dengan nilai antara B dan B- pada mengembangkan mitigasi untuk dan data saja. Jangan sampai mengizinkan menulis. berbakat, memiliki nilai tambah, sehingga
ChatGPT dilaporkan telah ujian program inti MBA-nya. Chatbot membantu siapa pun mengidentifikasi mahasiswa menyerahkan semua tugasnya tidak takut pada perbedaan dan menganggap
melampaui rekor Instagram dan TikTok ini mengungguli sebagian besar teks yang dihasilkan. Namun ke mesin dan menerimanya mentah-mentah. perbedaan pandangan merupakan sesuatu
dalam akuisisi penggunanya. Hal ini mahasiswa yang ikut dalam kuliah pertanyaannya, apakah semua orang Di sinilah tantangan seorang pendidik. yang kaya. Sebab yang harus disadari
sungguh menakjubkan. Bahkan dalam tersebut. Walau dalam soal perhitungan punya kemauan untuk melakukan Pembelajaran saat ini harus ditujukan ke arah banyak mahasiswa mampu, tetapi memiliki
kurun dua bulan, ChatGPT berhasil masih banyak ditemukan kesalahan. identifikasi ulang dari jawaban ChatGPT? kreasi atau penciptaan. Boleh saja mahasiswa rasa percaya diri yang rendah. Banyak yang
mengumpulkan 100 juta pengguna. Namun secara keseluruhan chatbot Hadirnya chatbot ini dikhawatirkan mendapatkan semua jawaban dari pertanyaan mampu, tetapi malas. Ada juga yang mampu,
Lantas bagaimana jika aplikasi ini ini juga tidaklah sempurna. ChatGPT memancing mahasiswa untuk tidak melalui AI. Namun ajak mahasiswa untuk tetapi memerlukan motivasi untuk belajar.
dipergunakan dalam pendidikan masih rentan memunculkan kesalahan lagi berpikir kritis dan menghilangkan berpikir lagi, arahkan mereka untuk mengolah Inilah tugas yang harus diselesaikan para
Indonesia? Terlebih aplikasi ini telah informasi dan bias. Banyak jawaban kemampuan berpikir dan menulis. kembali jawaban tersebut, sehingga jawaban pengajar di tengah gempuran teknologi yang
menyediakan bahasa Indonesia sebagai yang terlihat meyakinkan, tetapi Kenyataan sebelum hadirnya ChatGPT, tadi kembali menjadi pertanyaan yang harus semakin menggampangkan. []
34 Warta USK Februari 2023 Warta USK Februari 2023 35