Page 30 - WARTA USK
P. 30
Riset Riset
Potensi Minyak Atsiri Eksplorasi masif terkait senyawa
Rimpang Jahe sebagai antimikroba (termasuk antibiofilm)
merupakan salah satu cara untuk
Senyawa Antibiofilm menghadapi tantangan terkait
resistensi antimikroba.
diekspresikan oleh bakteri dan kateter.
esistensi antimikroba jamur adalah biofilm. Pada penelitian ini,
merupakah salah satu Biofilm merupakan kumpulan menggunakan minyak atsiri
permasalahan global yang mikroorganisme (bakteri atau dari jahe merah lokal yang
Rbelum dapat diselesaikan jamur) yang menempel pada dibudidayakan di Desa Pulo
secara tuntas. Resistensi suatu permukaan dan membentuk Kiton, Kabupaten Bireun. Jahe
antimikroba didefinisikan sebagai matriks ekstraseluler di merah diketahui kaya akan
suatu kondisi di mana bakteri, sekelilingnya. Formasi ini membuat kandungan senyawa terpenoid
virus, jamur, dan parasit tidak lagi bakteri atau jamur yang membentuk (baik seskuiterpenoid maupun
dapat dibunuh dengan antimikroba biofilm mampu bertahan terhadap monoterpenoid) yang secara
pilihan sehingga menimbulkan antimikroba, desinfektan, bahkan teoritis diketahui memiliki aktifitas
infeksi yang berkepanjangan dan terhadap sistem imunitas inang antibiofilm. Selain itu secara
sulit disembuhkan. Hal ini akan yang diinfeksinya. Pemberian empiris, jahe merah merupakah
berdampak pada peningkatan antimikroba umumnya hanya salah satu tanaman yang banyak
angka kesakitan, masa rawatan di mampu membunuh sel-sel digunakan di Indonesia untuk
rumah sakit, biaya pengobatan, planktonic (yang terdapat di luar menyembuhkan berbagai penyakit
dan bahkan kematian. Karakteristik biofilm). Sedangkan sel yang dan umumnya merupakan salah
resistensi ini juga dapat ditularkan terdapat dalam biofilm tidak satu komponen utama jamu.
ke orang lain sehingga semakin dapat dicapai sehingga akan Penentuan kandungan minyak
sulit untuk dikendalikan. terus tumbuh dan melepaskan atsiri menggunakan metode
sel-sel planktonik lainnya ke luar Gas Chromatography-Mass
struktur biofilm. Pseudomonas Spectrometry (GC-MS) dan diketahui
aeruginosa dan Candida albicans bahwa minyak atsiri jahe merah
merupakan jamur dan bakteri yang yang digunakan mengandung
paling sering mengekspresikan senyawa monoterpenoid dalam
Perkembangan ilmu pemberian dan penggunaan kondisi yang tidak kondusif. Salah biofilm. Secara klinis, kasus jumlah yang cukup tinggi (60,6
pengetahuan dan teknologi yang antimikroba secara tidak rasional di satu bentuknya adalah dengan resistensi antimikroba dari isolat persen) dan didominasi oleh
pesat mendukung perkembangan masyarakat juga memicu maraknya mengembangkan kemampuan P. aeruginosa dan C. albicans juga 1.8-cineole, geranial, neral dan
riset mutakhir terkait penemuan resistensi. Selain itu terdapat bertahan hidup (dengan dilaporkan semakin meningkat, borneol. Senyawa seskuiterpenoid
senyawa antimikroba baru determinan lain yang juga sangat mengekpresikan faktor virulensi) terutama yang terkait dengan terdapat dalam jumlah yang
dengan mekanisme kerja yang penting yaitu adanya kemampuan yang membuatnya tahan terhadap infeksi nosokomial, infeksi selaput lebih sedikit dan terdiri dari ar-
dr. Tristia Rinanda, M.Si lebih berpotensi. Namun di sisi mikroorganisme secara alamiah gempuran antimikroba. Salah lender/mukosa serta infeksi akibat curcumen, β-sesquiphellandrene
Staf pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas pemasangan implan (prothesa) atau dan β-bisabolene. Minyak atisiri
Kedokteran Universitas Syiah Kuala lain, semakin tingginya angka untuk menyesuaikan diri dengan satu faktor virulensi utama yang
30 APRIL 2021 31 APRIL 2021