Page 47 - WARTA USK
P. 47

Kabar                                                                                              Sastra



 Ketua MPR Sosialisasikan  Pada Angin,



 Empat Pilar Kebangsaan di USK  Ombak, dan Batu








 etua Majelis Permusyawaratan
 Rakyat (MPR) Republik   Agam Sukena
 Indonesia, H. Bambang   Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
 Soesatyo, SE., MBA,    Indonesia, FKIP Universitas SyiahKuala.
 Kmengunjungi Universitas Syiah
 Kuala dalam rangka menyosialisasikan   Angin                         Ombak
 empat pilar kebangsaaan yang   Terbangkan lagi khayal yang pernah ada  Desirkan lagi cerita itu
 dilaksanakan secara daring dan luring
 dari Gedung AAC Dayan Dawood, Banda   Berselancar di antara ombak dan batu   Kenangan yang dulu pernah kubagi bersamamu
 Aceh, 10 Juni 2021. Bamsoet−begitu ia   yang dibasuh hangatnya kenangan
 kerap disapa−menyampaikan materi                                     Batu
 dengan tema Merawat Indonesia yang   Ombak                           Biarkan aku sesaat rebahkan raga
 Pluralisme melalui Penanaman Empat Pilar   Deburkan kembali rasa di hati  Yang kini rapuh berperban luka
 Kebangsaan di Perguruan Tinggi.  Hanyutkan semua laraku padanya
 Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul
 Rizal, M.Eng., dalam sambutannya   Sebuah syair yang kubungkus dengan air mata  Angin
 menyampaikan terima kasih atas                                       Waktuku di sini telah habis
 kesediaan Ketua MPR menyampaikan   perbedaan adalah sebuah keniscayaan   sehingga melahirkan banyak gangguan   Batu  Aku segera tinggalkan sejukmu
 materi yang merupakan pondasi penting   suatu bangsa. Untuk itulah, setiap orang   seperti radikalisme. Menurutnya, inilah   Salam untukmu wahai batu di tepi laut
 bagi bangsa. Kegiatan ini ungkapnya,   harus dapat mengelola perbedaan   yang menjelaskan mengapa setelah   Yang masih tetap tegar walau bermandikan air   Ombak
 sangat penting karena dapat membuka   menjadi anugerah untuk kemajuan   reformasi bangsa ini diuji dengan   garam  Bisikkan percikan cinta darimu
 wawasan setiap orang tentang konsep   bangsa. Selain itu, ia menilai tujuan   berbagai kekerasan, seperti bom
 pluralisme di Indonesia dengan tetap   berpolitik sebenarnya adalah untuk   bunuh diri atau gerakan radikal lainnya.   Yang masih setia untukku bercerita  Tetaplah bernyanyi meski nanti ku tak di sini
 menguatkan persatuan dan kesatuan.  mencapai kesejahteraan bagi bangsa dan   Penyebabnya karena banyak anak muda   Percayalah, sungguh ku merindukanmu
 Rektor menilai, tema pluralisme   negara. Jika selama ini ada tokoh politik   yang kehilangan arah sehingga masuklah   Angin
 sesungguhnya bukanlah isu baru dalam   yang membangun narasi kebencian,   kelompok radikal yang mempengaruhi   Aku lelah dengan semua ini  Batu
 kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah   maka dia sebenarnya membawa bangsa   mereka atas nama agama.  Izinkan aku sejenak meneduhkan hati   Terima kasih telah bersamaku
 telah mencontohkan cara terbaik   ini pada kehancuran. Sebab politik   Oleh sebab itu, Bamsoet menilai   dengan sejuk belaianmu  Masih banyak cita yang harus kujejaki
 merawat pluralisme dalam persatuan dan   hakikatnya adalah membangun bangsa   sosialisasi ini sangat penting karena
 kesatuan. Sejarah ini tertuang secara   dengan praktik-praktik terpuji.  bertujuan untuk menebalkan kembali   Kelak, aku akan kembali
 detail dalam dokumen Piagam Madinah   “Orang-orang yang masih   nilai-nilai kebangsaan. Membawa   Batu. Aku pergi. []
 yang menjadi tonggak sejarah dimulainya   mempertentangkan agama, suku   Indonesia mewujudkan kesejahteraan
 peradaban Islam.  seharusnya tidak mendapatkan tempat lagi   bangsa sesuai Pembukaan UUD 1945.
 “Oleh karena itu, berbagai paham   di Indonesia. Alhamdulillah, pemerintah   “Penting dalam konstitusi, kita
 yang merusak persatuan dan kesatuan   telah menindak dengan tegas benih-benih   mendorong para penyelenggara bangsa
 dengan alasan perbedaan adalah primitif,   yang coba mempertentangkan agama,   untuk patuh pada arah perjuangan
 kuno, dan hanya layak hidup sebelum   suku, dan adat kita,” ucapnya.  bangsa,” ucapnya.
 masa Rasulullah Saw. Apalagi jika paham   Bamsoet menilai, pascareformasi   Sebelum kegiatan ini, Bamsoet
 ini tumbuh di perguruan tinggi, yang   atau tepatnya setelah tidak diajarkan   terlebih dahulu memimpin rapat audiensi
 notabene adalah kawah candradimuka   lagi Pedoman Penghayatan dan   dengan jajaran Pemerintah Papua,
 bagi para intelektual,” ucap Rektor.  Pengamalan Pancasila (P4), bangsa   yang dilakukan secara daring dengan
 Sementara itu, Bamsoet mengatakan   ini seperti kehilangan identitasnya   menggunakan Ruang Mini Rektor USK. []



 46  JUNI 2021                                             47    JUNI 2021
   42   43   44   45   46   47   48