Page 35 - Warta USK Oktober 2022
P. 35
PERSPEKTIF PERSPEKTIF
Keserampangan bisa diakses siapa saja dengan handphone
dan tanpa perlu ruang. Para pesohor yang
terdiri dari influencer, artis, dan pelaku industri
Berbahasa di Media Sosial kreatif lainnya berbondong-bondong membuat
konten Youtube dengan ragam ekpresi. Yang
paling mencolok adalah penggunaan bahasa
tongkrongan.
Dengan jumlah konten yang luar biasa,
“ edia sosial telah disampaikan oleh influencer dengan pengikut
sangat banyak, dan rata-rata ditonton oleh
mengubah cara
kita berkomunikasi, pengagum kebebasan, maka keberlangsungan
mengubah pola Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sekali lagi
Mberbahasa kita. punya tantangan tak mudah. Sejatinya persoalan
Sekarang terasa begitu minimnya berbahasa tidak sekadar baku atau tidak baku.
penggunaan Bahasa Indonesia yang Yang lebih mengkhawatirkan sebenarnya
baik dan benar di media sosial, masifnya penggunaan diksi sumpah serapah
terutama di kalangan milenial,” kata di media sosial. Seperti menyebut binatang
Mediodecci Lustarini. tertentu, organ intim dalam anatomi tubuh, dan
Apa yang disampaikan Kepala hal jorok lainnya. Meski sebagian milenial menilai bahasa negara dilestarikan. Di
Bagian Hukum dan Kerja Sama hal itu sebuah kewajaran dan bentuk ekspresi. samping itu para pesohor itu juga
Sekretariat Ditjen IKP itu adalah Di luar debat etis atau tak etis, harus diakui Sudah waktunya harus mengerti, banyak dampak
realitas paling gamblang yang bahwa keserampangan berbahasa di media buruk yang ditimbulkan karena
terpampang nyata di depan mata. sosial apalagi kental dengan sumpah serapah, mengembalikan bahasa yang buruk. Ingat bahwa
Kenyataan ini membuat dahi telah menujukkan wajah lain bangsa ini. Bangsa bahasa Indonesia bahasa yang baik tidak selalu bahasa
mengernyit sembari harap-harap yang mudah marah, reaksioner, dan lunturnya baku, tapi untuk tidak menggunakan
cemas bagaimana kelangsungan berbahasa santun di ruang publik. yang baik dan bahasa tak elok.
Bahasa Indonesia. Ada ungkapan yang sering terdengar; benar di ragam Peran influencer berdampak
Pengguna media sosial paling mulut adalah jendela hati. Bila mulut besar terhadap milenial. Sudah
banyak datang dari golongan anak merupakan sebuah jendela, maka aktivitas hal, terutama di sepatutnya memberikan contoh yang
muda atau kaum milenial. Generasi yang didemontrasikan di media sosial dapat media sosial. baik dari sikap dan tutur bahasa.
ini tumbuh dengan kultur pop yang platform yang ada, telah menjadi bila terlalu formal seolah-olah dikatakan sebagai halaman depan rumah. Terlebih lagi, para milenial kerap
kental dan semangat kebebasan wadah tersendiri untuk aktualisasi berasal dari generasi terdahulu. Sesungguhnya kesemrawutan berbahasa menjadikan influencer sebagai
yang tinggi. Salah satu dampaknya diri dalam tatanan dunia. Media Belum lagi kebiasaan ceng-cenggan di ragam platform tidak saja mengancam panutan.
ada kecenderungan munculnya diksi sosial dengan segala kelebihan (ejekan) relatif kuat dalam pergaulan. keberlangsungan Bahasa Indonesia yang baik Sudah waktunya mengembalikan
kekinian dalam budaya oral dari anak dan kekurangannya, berdampak Keyakinan cara pandang dan dan benar. Namun juga menunjukkan adanya bahasa Indonesia yang baik dan benar
muda. besar terhadap pengakuan yang lingkungan yang terlanjur terbentuk degradasi moral bangsa. di ragam hal, terutama di media
Kebiasaan di tongkrongan juga mengubah cara pandang demikian, semakin mengkristalkan Untuk mengubah kebiasaan tersebut tentu sosial. Bangsa ini tidak antibahasa
dengan diksi terbaru−lebih dikenal manusia akan hidup. Dalam konteks keengganan generasi sekarang tidak mudah. Meski terdengar membosankan, asing, paham pula bahwa bahasa
dengan istilah bahasa gaul−perlahan berbahasa, di Indonesia ada untuk berbahasa Indonesia yang suka atau tidak suka, maka kesadaran tongkrongan atau gaul juga bagian
telah dibawa ke ranah media sosial. kecenderungan enggan memakai semestinya. harus dimulai dari rumah. Orang tua harus dari tumbuh kembang masa. Namun
Penggunaan yang masif dianggap Indonesia yang baik dan benar karena Belum lagi pengaruh tontonan. menanamkan pemahaman kepada anak- di luar semua itu, kesadaran untuk
menjadi sebuah standar tersendiri. takut dicap si paling formal atau Saat ini, kehadiran Youtube telah anaknya bahwa persoalan bahasa tidak sekadar berbahasa Indonesia yang layak
Sekalipun mengikis kemauan untuk terkesan terlalu kaku dan serius. menggeser para pesohor untuk informasi, tetapi juga berkaitan dengan jiwa, merupakan keniscayaan. Tanpa itu
berbahasa Indonesia yang baik dan Kekhawatiran tersebut meninggalkan televisi. Youtube moral, value diri. bisa jadi kelak, bahasa Indonesia yang
benar. sebenarnya wajar. Sebab di kalangan dipilih karena sensornya tidak seribet Influencer juga sepatutnya menyadari bahwa sesuai standar, kian tak popular di
Media sosial dengan ragam milenial ada semacam cara pandang industri TV karena lebih bebas dan ada tanggung jawab kebangsaan, bagaimana generasi mendatang. []
34 Warta USK Oktober 2022 Warta USK Oktober 2022 35