Page 14 - WARTA USK
P. 14
Pakar Pakar
paya untuk meningkatkan mutu pendidikan Prof. Dr. Mohd. Harun, M.Pd
harus dipandang secara komprehensif Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala
salah satunya dari perspektif budaya.
Sebab pendidikan bukan hanya tentang DUNIA PENDIDIKAN ITU
Uproses transfer ilmu, tetapi juga proses
pembentukan karakter seseorang. MEMBUTUHKAN ORANG BAIK
Lantas, seperti apa seharusnya proses pendidikan
itu dijalankan? Berikut petikan wawancara Warta USK
bersama Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Mohd. Harun, M.Pd. tua. Mereka menilai anak yang sudah sejak awal. Ini permasalahan dunia hati. Keduanya harus seimbang. Itulah
diantarkan ke sekolah itu harus lulus, pendidikan kita. Guru yang direkrut itu pendidikan yang islami.
Bagaimana Kondisi Pendidikan di Aceh Saat Ini? tak peduli bagaimanapun kadar ilmu banyak yang dipanggil-panggil.
Sebenarnya pendidikan di Aceh tidak jauh berbeda anaknya. Itu pandangan yang keliru. Dalam Praktiknya, Seperti Apa
dengan pendidikan nasional karena kita menganut Cara pandang ini terlanjur terbangun Maksudnya? Pendidikan Islami Itu?
sistem pendidikan nasional. Dan orang Aceh dari oleh pendidikan nasional. Di kampus ada Ada dua istilah, panggilan nurani dan Apakah guru atau dosen ketika mengajar
zaman dulu memiliki kekhasan dalam pendidikan. Ini kesan tidak boleh ada yang DO karena dipanggil-dipanggil. Guru dengan masih merokok? Itu tidak islami. Apakah
dipandang dari berbagai dimensi, ya. Pertama dari bermasalah dengan akreditasi. Padahal panggilan nurani, dia jiwanya guru. mahasiswa atau dosen menerobos lampu
dimensi filosofisnya. dalam perspektif Islam pun tidak semua Sekarang siapa saja bisa menjadi guru, merah itu islami? Tidak, karena Islam
Dalam budaya Aceh itu, sejak dini anak-anak orang harus menjadi sarjana. tidak ada proses wawancara. Lewat itu menyentuh wilayah ihsan juga. Islam
ditanamkan bahwa guru itu berada pada posisi yang Kalau dulu, orang tua tidak pernah entah dari mana-mana dengan karakter sudah mengajarkan orang baik itu yang
terhormat. Dalam bahasa Aceh disebutkan, Ayah ngon protes jika anaknya tidak naik kelas. yang bermacam sehingga terjadi bermanfaat bagi yang lain. Ini yang kita
poma keu lhee ngon guree, ureueng nyan ban lhee Karena memang itu kemampuan sang permasalahan. lupakan. Kita sibuk dengan semboyan
tapeu mulia. Pat-pat na salah meu’ah talakee, akhirat anak. Tapi sekarang orang tua marah. Ini Begitu pula dengan dosen. Ada yang berbasis islami, praktiknya tidak.
teuntee han keunong bala. Artinya ayah, ibu beserta suatu kondisi krisis dekadensi yang luar keilmuannya oke, tapi dimensi hatinya
guru mereka bertiga harus kita muliakan. Di mana ada biasa. Moral kita sudah turun ke titik nadir tidak. Padahal kehadiran Rasul itu salah Berarti Perlu Keteladanan?
kesalahan, maaf kita pinta, akhirat tentu terhindar sehingga perlu dikembalikan lagi nilai- satu yang utama untuk memperbaiki Ya! Di dunia pendidikan misalnya, guru
bala. Ini sebuah perspektif orang Aceh bahwa orang nilai itu. akhlak, memperbaiki hati. Kalau akhlak tidak boleh merokok di sekolah. Guru
tua dan guru itu setara. tidak diperbaiki, semua rusak. Jika jadi tidak boleh main HP di kelas, karena
Apa yang Menyebabkan Pergeseran pemimpin akan menjadi pemimpin yang muridnya melihat. Sekarang yang
Bagaimana Korelasinya? Nilai Ini? buruk. terjadi adalah kehilangan keteladanan.
Dimensi yang harus diperbaiki dulu adalah Salah satu penyebabnya adalah sistem Jadi banyak guru tidak lagi menjadi
hatinya, akhlaknya. Kalau zaman dulu di dayah pendidikan nasional. Sistem pendidikan Lantas, Apa yang Harus Dilakukan keteladanan utama bagi muridnya. Ini
(pesantren), orang yang tidak berakhlak itu nasional menggerogoti banyak kearifan Perguruan Tinggi Seperti USK? juga berlaku untuk dosen. Sama!
tidak dilanjutkan ke jenjang lebih tinggi. lokal di Indonesia, di antaranya kearifan Seharusnya USK sebagai kampus yang Padahal dulu, kita sangat hormat
Mengapa? Karena dia nantinya akan yang ada di Aceh. Karena itu perlu islami bisa mengambil inisiatif tertentu sama guru. Kalau naik sepeda kita turun
merusak, sekali pun dia sangat pintar. dikembalikan ke awal. Ketika anak untuk menyaring para guru atau dosen jika bertemu guru. Itu bukan takut, tapi
Jadi kondisi dulu memang diminta diserahkan ke guru, orang tua harus bukan hanya dilihat dari sisi keilmuan takzim atau hormat. Inilah kearifan.
untuk menghormati guru, tetapi percaya guru dan hormat. Orang tua pun saja. Karena pendidikan itu sangat Kalau sekarang, guru di sana kita di sini.
kondisi sekarang banyak anak itu harus paham bahwa anaknya tidak sama membutuhkan orang yang baik dan Dosen cerita lucu, mahasiswanya juga
menganggap guru bukan siapa- dengan di rumahnya. Makanya orang pintar. begitu. Ini perilaku yang menyebabkan
siapa lagi. Tidak ada rasa hormat tua zaman dulu kalau sudah serahkan Saya berharap USK bisa mencetak runtuhnya wibawa pendidikan kita.
atau takzim. anak ke guru, dia sampaikan, “Ini anak guru yang benar-benar mampu menjadi Untuk itulah kita membutuhkan guru
saya, tapi urusan jiwa dan raganya saya guru yang punya hati. Artinya tidak atau dosen yang baik agar menghasilkan
Bagaimana dengan Peran Orang serahkan ke guru.” Itu kepercayaan betul. hanya guru yang pintar, tapi juga guru lulusan yang baik. Begitu sebaliknya.
Tua? Namun, masalahnya sekarang dalam yang pintar merasa. Karena orang Dan itu telah menjadi hukum alam. []
Ada juga pandangan keliru orang perekrutan guru terjadi banyak masalah pintar itu kan otak, yang merasa itu kan
14 JUNI 2021 15 JUNI 2021